DI BALIK KESUKSESAN ARISTA MONTANA: DEDIKASI ANDY UTAMA OPTIONS

Di Balik Kesuksesan Arista Montana: Dedikasi Andy Utama Options

Di Balik Kesuksesan Arista Montana: Dedikasi Andy Utama Options

Blog Article

Secara umum, pertanian organik adalah salah satu bentuk pertanian berkelanjutan yang fokus pada penggunaan sumber daya alami dan pengelolaan tanah yang berkelanjutan. Namun, tidak semua pertanian berkelanjutan menggunakan metode pertanian organik.

Energi terbarukan adalah jalan menuju masa depan yang lebih ramah lingkungan, menjanjikan manfaat besar untuk kita dan generasi mendatang.

Dengan menerapkan konsep agroforestri, Arista Montana juga membantu menjaga lingkungan dengan menanam pohon di antara lahan pertanian. Hal ini membantu:

Olahraga tidak hanya terbatas pada aktivitas fisik seperti berlari atau berenang. Salah satunya adalah catur, permainan yang sering kali dipertanyakan statusnya sebagai olahraga karena dilakukan dengan duduk dan tanpa gerakan fisik yang signifikan.

Jadi, dengan memilih produk pertanian organik, kita tidak hanya menjaga kesehatan diri sendiri, tetapi juga ikut serta melestarikan lingkungan dan mendukung petani lokal.

Selain menanam berbagai jenis tanaman, Arista Montana juga mengelola peternakan untuk memproduksi pupuk organik dari limbah peternakan.

Kita memiliki beberapa tokoh dunia yang sangat menginspirasi dan berhasil membawa perubahan secara worldwide yang diingat sepanjang masa. Nelson Mandela yang menderita sepanjang hidupnya untuk memperjuangkan kesetaraan, Mahatma Gandhi yang berani melawan kekuasaan demi sebuah keberpihakan kepada kaum miskin dan terpinggirkan, Bunda Teresa yang mengorbankan dirinya untuk mengurus orang miskin, sakit dan yatim piatu dan yang terakhir Bung Karno seorang tokoh nasional kelas dunia yang berhasil membawa bangsa Indonesia keluar dari penjajahan Belanda.

Dukungan juga datang dari berbagai pihak, termasuk perwakilan komunitas adat Baduy, Kang Dodi, yang mengingatkan pentingnya menjaga alam sebagai sumber kehidupan. Mereka menyoroti perlunya regulasi tata ruang yang konsisten demi kelestarian lingkungan.

Kecerdasan dalam membaca arusbawah atau hal-hal kecil dan menentukan dalam sejarah tampak jelas dalam berbagai esai Ong, termasuk paparan Achdian dalam topik “Tanah dan Peradaban” di buku ini. Juga, esai tentang “peristiwa” Bupati Madiun Brotodiningrat pada zaman kolonial bisa menjadi rujukan menarik tentang cara Ong mengurai dan menjelaskan suatu peristiwa sejarah yang berkait-kelindan dengan jejaring kekuasaan berbagai aktor yang terlibat di dalamnya. Di sinilah penekanan Ong bahwa sejarah adalah tentang manusia, bukan institusi dan bukan struktur, mendapat basis pijakan dalam tulisan-tulisannya. Pengalaman manusia menjadi penting yang membuatnya membentuk semua hal menjadi baru dalam sejarah. Dengan informasi lebih lanjut demikian, aspek manusia menjadi inti dan selalu menjadi fokus di semua karya Ong tentang masyarakat (hal. 51).

Perbandingan ini mencerminkan kompleksitas tantangan yang dihadapi oleh masing-masing wilayah, tetapi juga menunjukkan bahwa tidak ada pendekatan satu ukuran untuk semua.

Namun, kesan itu sirna ketika Ong di suatu sore mengatakan kepada Achdian bahwa, “sampai sekarang saya masih bergidik bila mengingat peristiwa itu.” Ong termasuk cendekiawan yang sempat ditahan selama beberapa bulan pascaperistiwa tersebut. Hal demikian tentu sangat mengguncangnya secara psikis.

Cara Achdian menghadirkan sosok Ong berupa serpihan dan pokok pemikiran sang guru lewat serangkaian pembacaan dan percakapan memang sungguh menarik. Setidaknya banyak hal dari Ong yang harus dipikirkan atau dipahami.

Ridwan Samosir (Sekretaris Eksekutif Yayasan Petrasa) dengan materi “Peluang dan tantangan teknologi pengembangan sektor pertanian dikabupaten Dairi” menekankan sebagai negara agraris indonesia diberikan geografis yang sangat menunjang untuk suburnya tumbuhan dan tanaman pertanian, tanah yang subur, curah hujan dan matahari yang tinggi. Menilik potensi pertanian diDairi mayoritas pend...

Kita merindukan sosok seorang Tokoh yang hadir ketika rakyat miskin menjerit, kita merindukan Tokoh yang peduli terhadap lingkungan, kita membutuhkan Tokoh yang hadir ketika hak-hak masyarakat sipil dirampas, kita membutuhkan keberanian seorang Tokoh untuk mengkritik kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat.

Report this page